Selasa, 01 Juli 2008

Demi Jiwa yang Menyesali

Duhai dukalara yang menjadi warna
setelah kau gores dosa
pada kain putih menghitam jelaga
abu-abu sudah putihnya
meski mencuci seumur dunia
tanpa cinta-Nya
jejak-jejak langkah
pada pasir yang basah
selalu menjadi sejarah
meski sudah terjilat ombak musnah
kenangan itu akan selalu ada
betapa lara tak kan hapus jua
tanpa restu cinta kekasih
yang murah hati
duhai..bagaimana menghapus lubang
pada batu yang tertanam dalam dada
tanpa memecahnya berkeping jua
betapa sesal tak akan hilang
tanpa kasih cinta
Sang Murah yang bersumpah
demi jiwa yang menyesali diri

NUH

betapa lautan membumi
menjadi uji pada setiap pasang
yang terikat berahi
mengarungi luas tak berbilang
menjaring angin kuat menghempas
gemuruh rindu sauh pada pantai
betapa lama janji
bagi hati yang teruji
hanya sabar yang jadi kendali
bila lautan ini mampir ke gunung
puncak lautan itulah
awal kehidupan
dimana gelombang
menghempaskan rindu
pada pantai harapan
di puncak tursina
mutiara kehidupan bersarang
di sana perahu Nuh melempar sauh

Surabaya, 17 Juni 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar